topbella

Minggu, 16 Januari 2011

Bersama Mereka

Berawal Dari Ajakan dan Cerita

June 9, 2009 
Tak terasa hampir 5 tahun (sejak Juni 2004) Bee berada di Sekolah Alam Bogor. Berawal ketika kakak Bee menawarkan sebuah pekerjaan sebagai seorang pendamping anak berkebutuhan khusus di sebuah sekolah yang bernama Sekolah Alam. Bee pun mengambil tawaran yang diberikan kakak Bee itu, meski pada waktu itu yang Bee ketahui tentang ABK ini hanya sedikit sekali (hanya dari cerita teman kuliah Bee dan artikel yang di berikan kakak Bee)

Setelah melalui beberapa tahap seleksi, kini Bee harus mengikuti tahapan observasi ke sebuah klinik di Depok selama 2 hari berasama teman-teman baru Bee yakni Inda, Dewi, Dede, Ayu, Lia dan Aroh. Hari ke tiga mereka bertujuh mengikuti pelatihan penanganan ABK dikelas. Selama 2 hari observasi dan mengikuti pelatihan pengetahuan Bee tentang anak  ini pun bertambah. Dan beberapa hari kemudian diberitahukan bahwa Bee mendampingi Endy, Inda mendampingi Raffi, Dede mendampingi Daffa, Dewi mendampingi Irsyad, Aroh mendampingi Janu, Ayu mendampingi Dimas dan Lia mendampingi Husein.
“Akan seperti apakah anak yang aku damping?” itu perkataan yang sering Inda ucapkan disaat menunggu hari-hari pertemuan mereka dengan anak berkebutuhan khusu ini. Namun Bee tidak pernah menanyakan hal itu pada dirinya karena Bee yakin sudah cukup mengetahui banyak tentang ABK dan Bee yakin dapat mendampingi Endy dengan baik dan tanpa masalah.

Hari itu pun tiba, hari dimana pendamping bertemu dengan anak yang akan di dampinginya yaitu hari pertama masuk sekolah. Dan di saat itulah Bee mulai bertanya pada dirinya sendiri “Akan seperti apakah anak yang aku damping?”. Jantung Bee mulai berdetak kencang dan tangannya mulai dingin, Bee takut jika ia tidak dapat mendampingi anak ini dengan baik. Bee mulai merasa tidak percaya diri.

Selama Bee berperang dengan rasa ketidak percayaan dirinya, tiba-tiba Bee mendengar seseorang memanggil namanya dan ketika ia menoleh Bee melihat Inda membawa seorang anak laki-laki memakai topi berwarna putih. Bee pikir ia adalah anak yang akan Inda damping namun ternyata ia adalah Endy anak yang akan Bee dampingi. Lalu Inda pun memperkenalkan mereka.

Setelah berkenalan Bee pun mengajaknya ke kelas untuk menyimpan tas dan megajaknya bermain. Dan Bee masih ingat setiap Endy melakukan tindakan yang menurutnya tidak sesuai maka Bee dengan keras akan mengatakan “TIDAK!” dan hal itulah yang membuat orang tua merasa terkaget-kaget melihat cara penanganan Bee, mereka merasa bahwa Bee ini galak terhadap anak kecil namun hal itu bisa di pahami karena mereka belum tahu tentang anak yang Bee damping ini. Dan setelah pihak sekolah menjelaskan maka para orang tua pun memakluminya. 

Pada waktu itu hal yang paling di sukai Endy adalah berlari dan melihat mobil. Masih segar dalam ingatan sebarapa sering Bee mengejar Endy. Bayangkan baru saja duduk 2-3 menit Endy akan berlari lagi. Maka Bee pun harus bergerak lebih cepat dari Endy, sedikit saja Bee lengah maka Endy akan berlari. Agar tidak terlalu capai Bee berteriak sekeras mungkin memanggil nama Endy dan jika Endy tidak kembali maka Bee akan mengejarnya. Dan jadilah beberapa bulan di Sekolah Alam terdengar suara teriakan “ENDY!”. Alhamdulillah frekuensi berlari Endy mulai berkurang dan ia mulai mengikuti pelajaran. Kini Endy hanya berlari ketika waktu selesai makan dan waktu selesai solat.

Tempat yang paling di sukai oleh Endy adalah TK B (lantai ke-2) karena dari situ Endy dapat melihat mobil-mobil berjejer di parkiran. Dan suatu hari terjadilah hal yang membuat Bee panik bukan kepalang. Di hari itu jalan menuju sekolah arah belakang (parkiran) ditutup oleh portal dan otomatis mobil-mobil tidak ada yang bisa masuk area parkiran. Teman-teman kecil dan guru-guru yang menggunakan kendaraaan datang dari arah depan, mereka tidak bisa datang dari arah yang biasanya mereka lewati. Endy yang biasanya tidak banyak berlari maka hari itu ia pun mulai berlari di tengah pelajaran dan menaiki tangga TK B. Ketika itu Bee sangat kesulitan mengajak Endy untuk kembali ke kelas hingga harus menunggu waktu beberapa menit agar Endy merasa bosan dan turun sendiri. Ternyata benar apa yang Bee perkirakan setelah hampir 15 menit Endy turun dan kembali ke kelas melakukan aktifitas seperti biasa. Namun setelah makan siang dan menunggu waktu solat dzuhur, Endy mulai naik ke lantai atas TK B. Bee pun membiarkannya karena dipikir Endy akan turun jika merasa bosan. Karena merasa Endy sudah terlalu lama di Lantai atas TK B, Bee pun menyusul dan memintanya untuk turun.

Endy pun mau turun namun setelah mereka berdua turun dari lantai atas TK B Bee panik karena tidak menemukan Endy di mushola dan di dalam area sekolah. Sekeras apapun Bee memanggil Endy tidak datang menghampirinya, Bee sangat panik sekali. Entah kenapa Bee melangkahkan kaki ke area parkiran padahal Bee tahu di sana tidak ada mobil.

Bersambung....

0 komentar:

Posting Komentar

Foto saya
If you wanna know about me just read my personal blog...
 
MeChieBee© Designed by: Compartidisimo