Setelah tahun pertama Bee mendampingi Endy, di tahun kedua Bee mendampingi Dea. pada waktu itu Dea adalah murid special needs perempuan pertama di sekolah Bee. Berbeda dengan Endy yang selalu mengajakku untuk bergerak dan memutar otak. Dengan Dea, Bee belajar tentang kesabaran.
Setiap hari Bee harus bernego dengan Dea karena ia hanya mau melakukan kegiatan yang diinginkannya, sedangkan untuk melakukan 1 kegiatan Dea membutuhkan waktu 1 jam untuk menyelesaikannya.
Dea bukanlah seorang anak autistik tapi Dea adalah seorang slow learner. Semua kegiatan dilakukannya dengan sangat lambat.. berjalan, berlari, makan, solat dll.
Dea bukanlah seorang anak autistik tapi Dea adalah seorang slow learner. Semua kegiatan dilakukannya dengan sangat lambat.. berjalan, berlari, makan, solat dll.
Sekitar 3 bulanan mendampingi Dea akhirnya Bee pun harus berpisa darinya. Bukan karena Dea pindah sekolah tapi karena adanya pergantian pendamping. Dan Bee diminta pihak sekolah untuk menjadi pendamping Husein.
Husein berbeda sekali dengan Dea. Ya..karena Husein adalah seorang autism. Hampir sama dengan Endy, Husein tidak suka dan jijik dengan nasi namun Husein suka sekali makan burger, kentang, sosis dan susu. Husein sudah dapat di ajak bernego. Setiap hari kami selalu bercanda dan ia masih suka minta perlindungan jika diganggu oleh teman-temannya.
Husein tidak suka belajar intensif (proses pembelajaran yang terpisah dari anak-anak lain dan hanya dilakukan oleh pendamping dan anak special) karena ia merasa kenapa ia harus belajar ditempat yang tidak sama dengan teman-temannya. Kami pun membuat kesepakatan belajar intensif di pojokkan kelas.
Hal lain yang tidak dapat terlupakan dari Husein adalah ketika kemping akhir semester. Di saat menjelang kemping kami (Pak Hadi, Bu Mia, Bee, dan Dika) setiap hari menceritakan tentang kemping pada teman-teman kecil. Dan yang paling mengejutkan adalah ketika Bee mendapat kabar bahwa abang Husein meminta ijin kepada orang tuanya untuk dapat ikut serta dalam acara kemping akhir semester yang di adakan di Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Kami semua guru di kelas merasa kaget dan senang karena Husein dapat ikut serta. Dan di sana Husein mengikuti seluruh kegiatan acara tanpa mengeluh, ia bermain sangat gembira dan bahkan yang mengejutkan lagi ia juga memperingatkan teman-temannya agar tidak mendekati bibir pantai.
Husein memiliki saudara kembar yang bernama Hasan. Dan pada waktu itu semua guru tidak bisa membedakan yang mana AA (Hasan) dan yang mana ABANG (Husein). Hanya Bee dan Lia (mantan pendampingnya) yang dapat membedakan mereka berdua. Lalu bagaimana kami bisa mambedakan mereka berdua?? Entahlah...Waktu itu hanya feeling saja yang mengatakan bahwa abang adalah yang ini dan aa adalah yang itu.
Abang yang 5 tahun lalu terobsesi dengan kereta dan pesawat terbang dan bercita-cita menjadi masinis atau pilot kini menyukai senjata. Kini saat ditanya ulang tentang cita-citanya, ia menjawab ia ingin menjadi TERORIS. Abang pun menambahkan dengan menjadi teroris ia bisa membunuh penjahat-penjahat islam seperti Israel dan Amerika.
Kini abang Husein sudah besar dan akan memasuki kelas 6. Tak lama lagi abang akan ujian menuju tingkat SMP wahhhh...bener-bener gak percaya deh bang mo ke SMP...
Cita-citanya sungguh mulia (ingin membela islam) tapi Bee mohon tolong rubah lagi cita-cita abang yang ingin menjadi teroris ya bang :D
0 komentar:
Posting Komentar